SIKLOPLEGIK

Artikel di bawah ini merupakan riwayat artikel yang dibuat pada tanggal 21 Feb 2025 12:21 (1 bulan yang lalu).
Untuk melihat artikel ini dalam kondisi terupdate, silakan menuju halaman ini.

Pendahuluan

Sikloplegik merupakan obat yang digunakan untuk melemahkan otot siliaris dan menyebabkan relaksasi akomodasi sementara. Secara keseluruhan, siklopegik mengurangi kemampuan mata untuk berakomodasi dan menyebabkan pupil melebar yang memungkinkan mata untuk fokus pada objek yang dekat dan jauh, yang berguna dalam prosedur diagnostik (seperti pemeriksaan refraksi mata) dan untuk mengatasi beberapa kondisi medis.

Farmakologi Sikloplegik

a. Mekanisme Kerja

Berdasarkan mekanisme kerjanya, sikloplegik disebut sebagai golongan agen antikolinergik yang memiliki efek midrisis. Antikolinergik juga sering disebut sebagai antimuskarinik, atau parasimpatolitik. Reseptor muskarinik tersebar luas di seluruh tubuh manusia, dan studi imunopresipitasi telah menunjukkan bahwa kelima subtipe reseptor muskarinik terdapat di mata manusia, terutama di iris dan tubuh siliaris. Sikloplegik merupakan agen antikolinergik yang memblokir mekanimse dari agen asetilkolin pada reseptor muskrainik yang terdapat pada otot siliaris. Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang merangsang otot siliaris untuk berkontraksi, yang memungkinkan mata untuk berakomodasi (fokus pada objek dekat). Pemberian agen siklopegik juga mengakibatkan penghambatan akomodasi dan juga midriasis (karena kelumpuhan otot sfingter pupila).

b. Farmakokinetika

Farmakokinetika sikloplegik mengarah pada bagaimana obat sikloplegik diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan dieliminasi dari tubuh.

  •  Absorbsi : Secara keseluruhan obat-obat sikloplegik diberikan dalam sediaan tetes mata. Setelah tetes mata diteteskan ke mata, obat akan diserap melalui konjungtiva dan kornea, kemudian akan menuju ruang anterior mata yaitu iris dan otot siliaris.
  • Distribusi : Obat sikloplegik dapat didistribusikan ke seluruh tubuh, tetapi utamanya berkonsentrasi di mata, khususnya terletak di iris, otot siliaris serta retina. 
  •  Metabolisme : Obat yang digunakan dalam sediaan tetes mata, memiliki metabolisme yang lebih minim dalam tubuh, karena sebagian besar memiliki efek hanya secara lokal di mata.
  • Eliminasi : Obat – obat sikloplegik sebagian besar dieliminasi dari tubuh melewati ginjal. Produk metabolik yang dihasilkan oleh hati akan disaring dan dikeluarkan melalui urin. 

 

Jenis - Jenis Obat Sikloplegik

Agen sikloplegik yang digunakan untuk midriasis (dilatasi pupil) adalah obat-obat yang bekerja dengan cara melemahkan otot siliaris dan otot sfingter pupila. Hal ini dapat menyebabkan pupil mata melebar. Beberapa agen sikloplegik yang umum digunakan untuk tujuan midriasis adalah :

  • Atropin : Tetes mata atropin sulfat digunakan untuk melebarkan pupil sebelum pemeriksaan mata. Obat ini juga digunakan untuk mengobati kondisi mata yang disebut ambliopia (mata malas) dan kondisi mata lainnya (misalnya, siklopegia). Obat ini bekerja dengan cara memblokir  agen asetilkolin, yang merelaksasi otot siliaris mata dan menyebabkan pupil melebar.
  • Tropicamide : Obat tetes mata tropicamide merupakan antagonis muskarinik non-selektif yang mengikat semua subtipe reseptor muskarinik. Dengan mengikat reseptor muskarinik, tropicamide merelaksasi otot sfingter pupila dan menyebabkan dilatasi pupil. Dengan memblokir reseptor muskarinik pada tubuh siliaris, tropicamide juga mencegah akomodasi. Sehingga dapat digunakan sebagai midriasis untuk prosedur diagnostic. 
  • Cyclopentolate : Merupakan obat tetes mata siklopegik yang digunakan untuk pemeriksaan mata. Yang bekerja dengan cara memblokir reseptor muskarinik, cyclopentolate menghasilkan dilatasi pupil (midriasis) dan mencegah mata untuk mengakomodasi penglihatan dekat (sikloplegia).
  • Homatropin : Tetes mata homatropin juga digunakan untuk pemeriksaan mata atau pengobatan penyakit tertentu. Homatropin memiliki efek yang lebih ringan dibandingkan atropin. Homatropin adalah antagonis reseptor muskarinik kompetitif dengan grup aromatik besar menggantikan grup asetil asetilkolin. Diharapkan dapat bekerja dengan cara yang mirip dengan atropin, menghasilkan efek parasimpatolitik yang serupa. Dengan memblokir reseptor muskarinik dan jalur sinyal kolinergik, homatropin menghalangi respons otot sfingter iris dan menyebabkan pupil tidak responsif terhadap cahaya saat dilatasi atau midriasis. Obat ini juga menghalangi otot akomodasi tubuh silier terhadap rangsangan kolinergik.
  • Skopolamin : Merupakan obat yang termasuk dalam agen antikolinergik yang dapat digunakan sebagai sikloplegik. Skopolamin bekerja dengan cara menghambat aksi asetilkolin pada reseptor muskarinik, yang menyebabkan kelumpuhan akomodasi dan dilatasi pupil (midriasis).

Perbandingan Efek Midriasis dan Sikloplegia pada obat Sikloplegik

Indikasi Pemeriksaan Sikloplegik

  1. Ketika hasil refraksi subjektif tidak signifikan atau tidak dapat diandalkan.
  2. Ketika ada kecurigaan hipermetropia laten atau gejala asthenopia yang tidak dapat dijelaskan.
  3. Penentuan koreksi hipermetropia penuh dalam penanganan esotropia manifest pada anak.
  4. Penanganan spasme akomodasi atau kelelahan akomodasi.
  5. Strabismus dan anisometropia.
  6. Diagnosis dan penanganan yang tepat untuk esoforia yang tidak terkompensasi dan dugaan pseudomopia.
  7. Terapi oklusi farmakologis dalam penanganan ambliopia.
  8. Penilaian kelelahan mata pada orang dewasa dengan hipermetropia.
  9. Menyingkap penyebab ketajaman stereoskopik yang buruk.
  10. Skrining pada kasus dengan riwayat keluarga yang memiliki kelainan refraksi tinggi.
  11. Evaluasi terhadap orang yang diduga berpura-pura atau histeria.
  12. Penentuan kesalahan refraksi yang akurat sebelum operasi refraktif laser.
  13. Pemeriksaan pasien yang cacat atau mental terbelakang karena kemungkinan respons mereka yang tidak kooperatif selama refraksi subjektif.

Indikasi Klinis Sikloplegik

  • Pemeriksaan Refraksi Mata 

Digunakan untuk menginduksi kelumpuhan akomodasi pada mata, yang memungkinkan pemeriksaan refraksi yang lebih akurat utamanya pada pasien dengan kelainan refraksi seperti miopia (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat).

  • Pengobatan Iritis dan Uveitis Anterior

Dalam kondisi seperti iritis (peradangan pada iris) atau uveitis anterior (peradangan pada bagian depan mata), sikloplegik digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya adhesi (perlekatan) antara iris dan lensa, yang dapat mengakibatkan komplikasi serius.

 

Efek Samping Sikloplegik

Sejumlah efek samping telah dilaporkan dalam beberapa literatur atau jurnal, Efek samping okular dari sikloplegik termasuk dari reaksi alergi atau hipersensitivitas dengan konjungtivitis, kelopak mata bengkak serta sensasi panas pada mata. Selanjutnya untuk efek samping sistemik antara lain reaksi psikotik, gangguang perilaku serta halusinasi.

Gambar : The reported side effects and their frequency (Aljawhara Aldamri et al., 2024)

 

Daftar Referensi

Katzung, Bertram G. 2018. Basic & Clinical Pharmacology, Fourteenth Edition.

https://go.drugbank.com.

Kaur K, Gurnani B. Cycloplegic and Noncycloplegic Refraction. [Updated 2023 Jun 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK580522/

Kyei S, Nketsiah AA, Asiedu K, Awuah A, Owusu-Ansah A. Onset and duration of cycloplegic action of 1% cyclopentolate - 1% tropicamide combination. Afr Health Sci. 2017 Sep;17(3):923-932. doi: 10.4314/ahs.v17i3.36. PMID: 29085421; PMCID: PMC5656211