Kontributor Utama : Dr. Sharita R. Siregar, SpM(K)
Mooren's ulcer atau Ulkus Mooren adalah kondisi inflamasi yang kronis dan menyebabkan kerusakan pada kornea mata. Penyakit ini umumnya didiagnosis pada orang yang lebih tua dan dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak diobati dengan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan luka Mooren.
Pendahuluan
Ulkus Mooren pertama kali dideskripsikan oleh ahli oftalmologi Belanda bernama Dr. F. Mooren pada tahun 1902. Kondisi ini dikenal sebagai "ulcerative keratitis" dan merupakan bentuk keratitis yang paling serius dan mengancam penglihatan. Luka Mooren jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada siapa saja dan biasanya memengaruhi kedua mata.
Penyebab pasti dari luka Mooren masih belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa faktor diketahui dapat memicu kondisi ini. Beberapa faktor tersebut meliputi:
Gejala utama dari luka Mooren adalah sakit mata, penurunan penglihatan, dan kepekaan terhadap cahaya. Selain itu, penderita juga dapat mengalami pembentukan ulkus atau luka pada kornea, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat parah. Pada beberapa kasus, terdapat pembentukan jaringan parut di kornea, yang dapat mengarah pada kebutaan permanen.
Untuk mendiagnosis luka Mooren, dokter akan memeriksa mata dan memeriksa riwayat medis pasien. Pemeriksaan mata dapat mencakup pemeriksaan lampu celah untuk memeriksa kornea, tes visus untuk mengukur ketajaman visual, dan tes Schirmer untuk mengukur produksi air mata.
Selain itu, dokter mungkin juga melakukan biopsi kornea untuk mengkonfirmasi diagnosis. Biopsi kornea melibatkan mengambil sampel jaringan kornea dan memeriksanya di bawah mikroskop.
Pengobatan ulkus Mooren bertujuan untuk menghentikan kerusakan pada kornea dan meminimalkan gejalanya. Ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya.
1. Steroid Topikal
Steroid topikal seperti prednisolon atau deksametason dapat digunakan untuk mengurangi peradangan pada kornea dan mengurangi gejala luka Mooren. Obat ini biasanya diberikan dalam bentuk tetes mata, dengan dosis yang disesuaikan dengan keparahan kondisi pasien.
Namun, penggunaan steroid topikal harus diawasi dengan ketat oleh dokter karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti peningkatan tekanan mata, pembentukan katarak, dan infeksi.
2. Imunosupresan
Obat imunosupresan seperti siklosporin dan azatioprin digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, yang dapat membantu menghentikan kerusakan pada kornea. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tetes mata atau tablet, dengan dosis yang disesuaikan dengan keparahan kondisi pasien.
Namun, penggunaan obat imunosupresan juga harus diawasi ketat oleh dokter karena dapat meningkatkan risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
3. Operasi
Jika luka Mooren parah dan tidak merespon pada pengobatan non-bedah, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, termasuk:
Keratoplasti: Jenis operasi ini melibatkan penggantian kornea yang rusak dengan kornea yang sehat dari donor. Ini merupakan prosedur yang relatif aman dan efektif, tetapi ada risiko penolakan oleh sistem kekebalan tubuh.
4. Transplantasi membran amnion
Prosedur ini melibatkan penempatan membran amnion, yang diambil dari plasenta, pada permukaan kornea yang rusak. Membran ini mengandung faktor pertumbuhan yang dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi peradangan.
5. Penjahitan Kelopak Mata
Jika luka Mooren disebabkan oleh kelopak mata yang melukai kornea, penjahitan kelopak mata dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tag: Mooren's ulcer Luka Mooren