Kontributor Utama : Dr. Sharita R. Siregar, SpM(K)
Tonometri adalah salah satu tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur tekanan intraokular (IOP), yaitu tekanan dalam mata. Tekanan ini sangat penting untuk diukur karena dapat membantu dokter memantau kesehatan mata dan mendeteksi dini beberapa penyakit mata serius seperti glaukoma.
Pentingnya Tonometri
Tes tonometri penting untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit mata seperti glaukoma, yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Glaukoma terjadi ketika tekanan mata terlalu tinggi dan dapat merusak saraf optik, yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen. Tes tonometri dapat membantu mengidentifikasi tekanan mata yang tinggi, sehingga dokter dapat memantau kesehatan mata dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerusakan pada mata.
Selain itu, tonometri juga dapat membantu dokter memantau pasien yang sedang menjalani pengobatan untuk penyakit mata, seperti glaukoma. Tes ini dapat membantu dokter mengetahui apakah pengobatan yang diberikan efektif dalam menurunkan tekanan mata.
Tes tonometri dapat dilakukan dengan beberapa metode, tetapi yang paling umum digunakan adalah metode non-kontak dan metode kontak. Berikut adalah penjelasan tentang kedua metode tersebut:
Metode non-kontak biasanya dilakukan menggunakan alat tonometri NCT (Non-Contact Tonometer). Pasien duduk di kursi dan memandang ke depan. Alat tonometri kemudian diletakkan di depan mata, dan semburan udara lembut kemudian dilepaskan ke arah mata. Tekanan yang dihasilkan oleh udara kemudian diukur oleh alat tonometri.
Metode ini dianggap lebih nyaman bagi pasien karena tidak ada kontak fisik dengan alat tonometri. Namun, kadang-kadang hasil tes dapat menjadi tidak akurat karena faktor seperti gerakan pasien dan ketelitian alat.
Metode kontak biasanya dilakukan dengan menggunakan alat tonometri yang diletakkan secara langsung pada mata pasien. Sebelum tes dimulai, tetes anestesi biasanya diberikan pada mata untuk membuat prosedur lebih nyaman. Kemudian, alat tonometri diletakkan pada kornea mata untuk mengukur tekanan.
Alat yang digunakan biasanya Tonometri Schiotz.
Metode ini dianggap lebih sederhana dan cukup akurat karena pemeriksaan langsung oleh dokter atau perawat. Namun, prosedur dapat terasa tidak nyaman dan kadang-kadang dapat menyebabkan sedikit iritasi pada mata.
Metode Digital Palpasi
Metode tonometri pertama kali ditemukan pada tahun 1855 oleh Heinrich Goldmann dari Austria. Metode ini melibatkan penggunaan jari untuk meraba tekanan mata secara kasar dan tidak akurat. Teknik ini digunakan selama beberapa dekade dan masih digunakan pada beberapa praktisi medis di beberapa negara.
Metode Indentasi
Metode indentasi adalah metode tonometri pertama yang benar-benar akurat. Metode ini ditemukan pada tahun 1871 oleh Adolf Fick dari Jerman. Metode ini melibatkan penekanan pada kornea mata menggunakan alat yang disebut tonometer. Tekanan yang diberikan kemudian diukur menggunakan penggaris dan formula matematika. Metode ini sangat populer dan digunakan selama beberapa dekade.
Metode Implan
Metode Implan adalah metode tonometri yang digunakan selama beberapa tahun pada awal abad ke-20. Metode ini melibatkan penanaman implan karet di dalam mata pasien, yang kemudian digunakan untuk mengukur tekanan mata. Metode ini sangat invasif dan tidak lagi digunakan pada praktik medis modern.
Metode Elektronik
Metode elektronik adalah teknologi tonometri modern yang paling umum digunakan saat ini. Metode ini ditemukan pada tahun 1950-an oleh Hans Goldmann dari Swiss. Metode ini melibatkan penggunaan alat tonometri elektronik yang mengukur tekanan mata dengan cara non-kontak atau kontak.
Teknologi tonometri elektronik telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, dengan penggunaan teknologi seperti tonometri non kontak dan tonometri applanation. Metode tonometri modern sangat akurat dan nyaman bagi pasien, sehingga menjadi teknologi standar dalam praktik medis modern.
Tag: Tekanan intraokular Glaukoma IOP