Kontributor Utama : Dify Martua Purba
Strabismus juga dikenal dengan sebutan mata juling. Ciri-ciri mata juling akan tampak bila kedua mata tidak tertuju pada satu objek sehingga satu mata lurus ke depan dan mata lainnya menyimpang dari posisi yang seharusnya. Keadaan ini bukan hanya terjadi pada anak-anak namun dapat ditemukan pada berbagai usia, baik pria maupun wanita. Juling bersifat keturunan, namun meskipun tidak ada riwayat di dalam keluarga, juling dapat terjadi. Mata juling dapat bersifat horizontal, yaitu satu mata ke dalam atau satu mata ke luar, dan dapat juga bersifat vertikal yaitu satu mata lebih tinggi atau lebih rendah dari mata yang lain
Selain itu mata juling dapat bersifat konstan, yaitu tampak setiap saat, atau timbul pada keadaan-keadaan tertentu, seperti bila anak sedang sakit, melamun lihat jauh atau lelah.
Pada mata juling konstan, ada tiga hal bisa terjadi:
Terapi anak dengan juling terdiri dari 2 bagian:
Pada kasus-kasus tertentu dapat dilakukan terapi dengan cara latihan orthoptic beberapa kali dengan alat synoptophore.
Pada anak dengan juling konstan, operasi juling sebaiknya dilakukan bila penglihatan pada kedua mata telah seimbang sehingga penglihatan binokular dapat berkembang. Pada anak dengan juling yang hilang timbul, operasi juling tidak harus dilakukan segera karena anak masih memiliki penglihatan binokular pada sebagian waktu, yaitu saat anak tidak terlihat juling
Sebagian juling terjadi akibat adanya kelainan refraksi (hiperopia atau miopia) yang tidak dikoreksi. Dengan demikian, kacamata kadang-kadang dapat mengurangi juling atau menghilangkan kebutuhan akan operasi juling. Setiap anak dengan juling harus dicek keadaan mata dan kelainan refraksinya. Bila diberikan kacamata, harus dipakai sepanjang hari untuk membantu meluruskan matanya.
Tag: Strabismus Mata Juling