Kontributor Utama : Dr. Hasiana Lumban Gaol, SpM
Pseudostrabismus, yang disebut juga sebagai juling semu atau juling palsu, adalah kondisi di mana kedudukan bola mata tampak tidak sejajar, namun secara objektif tidak memiliki juling. Hal ini berbeda dengan kondisi strabismus atau juling sesungguhnya, di mana kedudukan antara kedua bola mata tidak sejajar. Orang dengan juling palsu sebetulnya memiliki kedudukan bola mata yang sejajar dan sama-sama melihat ke arah yang sama. Akan tetapi, hanya ilusi optik saja yang membuatnya nampak juling.
Salah satu penyebab pseudostrabismus yang tersering adalah karena beberapa orang memiliki ukuran puncak hidung yang lebar. Pada sudut dalam mata, terdapat lipatan kulit yang menutupi bagian putih mata di area tersebut. Karena lipatan kulit yang berlebih, maka mata seolah-olah tampak juling. Akan tetapi, di balik lipatan kulit tersebut, posisi kedua bola mata sebetulnya lurus ke depan.
Seiring dengan pertumbuhan usia, lipatan kulit ini dapat berkurang dan juling semu tampak hilang.
Teknik utama untuk membedakan juling palsu dari juling sesungguhnya adalah dengan melakukan pemeriksaan kedudukan bola mata. Hal itu dicapai dengan memantulkan sumber cahaya dan mengamati pantulan yang terjadi pada kornea. Tantangan yang sering terjadi adalah memastikan posisi pantulan cahaya tersebut pada anak, dan terlebih bayi, yang belum mudah untuk diminta melihat ke satu titik secara fokus. Pemeriksaan dengan spesialis mata anak dapat menentukan apakah anak mengalami juling palsu atau juling sesungguhnya.
Tidak ada tata laksana yang diperlukan pada kondisi pseudostrabismus. Orang tua dapat melakukan observasi secara mandiri di rumah dan melakukan kontrol secara berkala, atau segera melakukan pemeriksaan mata kembali ke dokter mata jika dirasakan adanya keluhan.
Tag: Strabismus Pseudo Squint