Ishihara

Artikel di bawah ini merupakan riwayat artikel yang dibuat pada tanggal 07 Apr 2023 20:58 (1 tahun yang lalu).
Untuk melihat artikel ini dalam kondisi terupdate, silakan menuju halaman ini.

Pemeriksaan Buta Warna

Ishihara color blind test atau Tes Buta Warna Ishihara adalah salah satu metode pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita kebutaan warna atau tidak. Tes ini dinamakan Ishihara karena ditemukan oleh seorang ahli oftalmologi Jepang bernama Dr. Shinobu Ishihara pada tahun 1917. Tes ini sangat populer dan sering digunakan oleh dokter mata di seluruh dunia untuk mendeteksi kebutaan warna pada pasien mereka.

 

Tes Ishihara menggunakan sejumlah pola warna yang terdiri dari beberapa titik berwarna yang disusun dalam bentuk angka atau simbol. Pola warna ini dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang normal dapat melihat angka atau simbol yang tersembunyi di dalamnya, sementara orang yang menderita kebutaan warna tidak dapat melihatnya.

 

Tes Ishihara terdiri dari beberapa versi, yang masing-masing digunakan untuk menguji kepekaan seseorang terhadap warna tertentu. Beberapa versi tes ini menguji kepekaan terhadap warna merah-hijau, sementara yang lain menguji kepekaan terhadap warna biru-kuning.

 

Tes Ishihara yang paling umum digunakan adalah versi yang menguji kepekaan terhadap warna merah-hijau. Tes ini terdiri dari 38 pola warna yang berbeda, di mana setiap pola terdiri dari beberapa titik berwarna yang disusun dalam bentuk angka atau simbol.

 

Untuk menjalankan tes ini, pasien diminta untuk melihat pola warna dan mencoba mengidentifikasi angka atau simbol yang tersembunyi di dalamnya. Jika pasien dapat melihat angka atau simbol tersebut dengan jelas, maka kepekaannya terhadap warna tersebut dianggap normal. Namun, jika pasien tidak dapat melihat angka atau simbol tersebut atau melihatnya dengan samar-samar, maka kemungkinan besar pasien menderita kebutaan warna pada warna yang diuji.

 

Tes Ishihara sangat berguna untuk mendeteksi kebutaan warna pada seseorang, terutama jika orang tersebut bekerja di bidang yang membutuhkan kepekaan terhadap warna, seperti seniman, desainer grafis, dan pilot. Namun, tes ini tidak sepenuhnya akurat dan tidak dapat memberikan diagnosis yang pasti tentang jenis kebutaan warna yang diderita oleh pasien.

Jenis buta warna

Jenis kebutaan warna yang paling umum adalah kebutaan warna merah-hijau, di mana pasien memiliki kesulitan untuk membedakan warna merah dan hijau. Kebutaan warna biru-kuning juga dapat terjadi, meskipun jarang terjadi. Kebutaan warna total, di mana seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali, sangat jarang terjadi.

 

Jika Anda ingin menjalani tes Ishihara, Anda dapat mengunjungi dokter mata terdekat atau laboratorium kesehatan yang menyediakan layanan tersebut. Tes ini biasanya tidak memakan waktu lama dan tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bagi pasien.

Sejarah

Ishiara adalah seorang ahli ophthalmologi Jepang yang terkenal karena menciptakan tes buta warna Ishihara, yang digunakan secara luas untuk mendiagnosis ketidakmampuan seseorang dalam membedakan warna. Tes Ishihara telah digunakan sejak tahun 1917 dan masih digunakan hingga saat ini sebagai standar untuk mendeteksi ketidakmampuan warna.

 

Ishiara dilahirkan pada tanggal 25 September 1879 di Tokyo, Jepang. Dia tumbuh dalam keluarga yang terhormat dan bergabung dengan Universitas Tokyo untuk belajar kedokteran pada usia 19 tahun. Setelah lulus pada tahun 1905, Ishiara bekerja sebagai dokter di rumah sakit militer Jepang selama Perang Rusia-Jepang.

 

Pada tahun 1916, Ishiara ditugaskan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang untuk menciptakan tes buta warna yang lebih efektif daripada tes yang saat itu digunakan oleh Angkatan Darat Jepang. Ishiara memperhatikan bahwa tes yang digunakan oleh Angkatan Darat hanya menggunakan beberapa warna, dan tes ini tidak efektif untuk membedakan ketidakmampuan warna yang lebih kompleks.

 

Ishiara kemudian mengembangkan tes buta warna yang menggunakan banyak warna dan pola, sehingga mampu membedakan ketidakmampuan warna yang lebih kompleks. Dia menyelesaikan tes ini pada tahun 1917 dan disebut sebagai tes Ishihara, sesuai dengan namanya.

 

Tes Ishihara segera diadopsi oleh Angkatan Laut dan kemudian digunakan secara luas di seluruh dunia. Tes ini terdiri dari sejumlah plat warna yang menampilkan angka atau pola tersembunyi, yang hanya dapat dilihat oleh orang yang mampu membedakan warna dengan benar. Orang yang menderita ketidakmampuan warna biasanya tidak dapat melihat angka atau pola ini.

 

Pada tahun 1918, Ishiara menulis buku tentang tesnya yang berjudul "Tes untuk Buta Warna", yang menjelaskan teknik dan filosofi di balik pengembangan tes Ishihara. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan menjadi referensi standar untuk tes buta warna.

 

Ishiara terus bekerja sebagai ahli ophthalmologi di Jepang sampai kematiannya pada tahun 1963. Warisannya masih terus hidup melalui tes Ishihara, yang masih menjadi standar untuk mendeteksi ketidakmampuan warna hingga saat ini.


Tag: Kartu Ishihara Buta Warna Color blind test