Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi untuk membuang lensa mata yang terkena katarak dan menggantinya dengan lensa intraokular baru. Katarak adalah kelainan pada lensa mata yang menyebabkan penglihatan kabur atau buram.
Teknik ini menggunakan ultrasonik untuk memecah lensa mata dan menghisap partikel-partikel lensa yang telah dihancurkan tersebut (emulsifikasi) untuk dikeluarkan dari mata[2]. Ini merupakan metode pengobatan yang sangat efektif dan aman untuk mengatasi katarak.
Proses operasi biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit dan dilakukan dengan anestesi topikal atau anestesi lokal. Pasien biasanya dapat pulang dan kembali bekerja dalam beberapa hari setelah operasi.
Setelah operasi, pasien harus menjalani perawatan dan pemeriksaan berkala untuk memastikan bahwa hasil operasi baik dan tidak ada komplikasi. Beberapa efek samping mungkin terjadi, seperti peradangan atau infeksi, namun hal ini jarang terjadi dan dapat dengan diatasi dengan pemberian obat tetes mata tambahan.
Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi yang sangat efektif untuk mengatasi katarak dan memperbaiki penglihatan pasien. Meskipun ada beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi, teknik ini sangat aman dan banyak pasien merasa sangat puas dengan hasilnya.
Para dokter mata yang berpengalaman dan terlatih dalam teknik ini dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang apakah phacoemulsification merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi katarak Anda dan membantu dalam proses pemulihan setelah operasi.
Sejarah fakooemulsifikasi dimulai pada tahun 1960-an, ketika Charles Kelman[1], seorang dokter mata dari Amerika Serikat, mulai mencari cara baru untuk menghilangkan katarak. Pada saat itu, operasi katarak dilakukan dengan cara membuat sayatan besar di permukaan mata, yang membutuhkan waktu pemulihan yang lama dan menyebabkan komplikasi serius.
Kelman lahir pada tanggal 23 Mei 1930 di Brooklyn, New York City dan meninggal pada tanggal 1 Juni 2004 di New York City.
Kelman meraih gelar Bachelor of Science di bidang biologi dari Union College pada tahun 1951 dan gelar Doctor of Medicine dari University of Geneva pada tahun 1956. Setelah menyelesaikan residensi oftalmologi di New York Eye and Ear Infirmary, Kelman mulai mempelajari teknik phacoemulsifikasi pada tahun 1961.
Kelman percaya bahwa teknologi ultrasound, yang telah digunakan dalam penghancur batu ginjal, dapat diterapkan pada penghapusan katarak. Dia mengembangkan sebuah instrumen yang disebut "phacoemulsifier", yang menggunakan gelombang suara untuk memecah lensa katarak menjadi fragmen kecil yang kemudian dapat dikeluarkan dengan cara disedot melalui insisi kecil di permukaan mata.
Kelman pertama kali mengembangkan teknik phacoemulsifikasi pada tahun 1967. Pada saat itu, teknik ini masih belum diterima secara luas oleh komunitas medis karena dianggap terlalu berisiko
Meskipun fakoemulsifikasi awalnya dianggap kontroversial oleh beberapa dokter mata, teknologi ini segera menjadi standar perawatan untuk katarak di seluruh dunia. Pada tahun 1980-an, teknologi fakoemulsifikasi semakin maju dengan pengembangan bahan baru untuk instrumen, seperti bahan titanium yang ringan dan tahan karat.
Fakoemulsifikasi telah membantu mengubah cara operasi katarak dilakukan, dengan mempercepat pemulihan pasien dan mengurangi risiko komplikasi. Operasi ini juga memungkinkan dokter mata untuk melakukan operasi katarak pada pasien yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi syarat karena masalah kesehatan lainnya.
Pada saat ini, fakoemulsifikasi adalah teknik pilihan untuk menghilangkan katarak di seluruh dunia, dan terus mengalami perkembangan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan hasil dan keamanan operasi.
Fakoemulsifikasi adalah inovasi medis yang signifikan dalam dunia oftalmologi, yang telah membantu mengubah cara operasi katarak dilakukan. Dengan terus berkembangnya teknologi dan teknik phacoemulsifikasi, diharapkan operasi katarak dapat menjadi lebih aman, efektif, dan terjangkau bagi semua orang.
Tag: Phacoemulsification Operasi katarak IOL