Kontributor Utama : Dr. Sultan Hasanuddin, SpM
Oklusi arteri retina sentral merupakan suatu keadaan dengan penurunan aliran darah secara tiba-tiba pada arteri retinasentral sehingga menyebabkan iskemi pada bagian dalam retina
Oklusi arteri retina diketahui berhubungan erat dengan berbagai macam kelainan sistemik. Sembilan puluh persen penderita oklusi arteri retina sentral terkait dengan penyakit-penyakit sistemik. Dua pertiga (66%) diantaranya menderita hipertensi, 45% menderita aterosklerosis karotis, 25% menderita diabetes mellitus,25%-28% menderita penyakit katup jantung, dan 2% menderita giant cell arteritis.4,17 Penyebab oklusi arteri retinal di antaranya emboli, trombosis, vasculitis spasme pembuluh darah, dan nekrosis arterial hipertensif. Penyebab tersering oklusi arteri retina sentral adalah sumbatan yang disebabkan oleh emboli yang berasal dari jantung atau arteri mayor yangmemperdarahi kepala. 3,10 Bagian yang paling sering terjadi sumbatan adalah lamina kribrosa.9,18 Emboli dapat berupa lemak dari ateroma, endapan kalsium dari penyakit katup jantung, fibrin, dan butir trombin. Penyebab lain adalah giant cell arteritis, penyakit kolagen pembuluh darah, peningkatan tekanan bola mata seperti perdarahan retrobulbar dan eksoftalmus. Penyebab oklusi yang lebih jarang adalah sickle cell disease
1. Central Retinal Artery Occlusion.
i.Gejala.
Penglihatan berkurang tidak nyeri dan berlaku secara mendadak
ii. Vision Assesement
o Visual Assesment cenderung prognosis baik
o Relative Papillary Defect (RAPD) ada
iii.Pemeriksaan Fundus(tanda yang ada di quadran)
• Yellow White Appearance
• Cherry Red Spot
• Late sign : Atrofi optik dan arteri mengecil
• Disc and Macula oedema
iv. Fluorescein Angiography
delayed in retinal arterial filling
Gambar 3. Pemeriksaan Fundus pada Central Retinal Artery Occlusion
Gambar 4. Pemeriksaan Florescein Angiography pada Central Retinal Artery Occlusion
2. Branch Retinal Vein Occlusion
Diagnosis
• Gejala
Penglihatan berkurang secara sectoral dan berlaku secara mendadak dan tidak nyeri dan sering berlaku di area temporal.
• Inspeksi : Relative Afferent Papillary Defect (RAPD) ada
Rubeosis Iridis ada
• Pemeriksaan Fundus : Cattle Trucking dan edema retina
• Pemeriksaan Fluorescein Angiography : Delay in retinal arterial filling dan hypofluorescein di area edema retina
Retinal Artery Occlusion adalah sebuah kasus emergensi yang harus ditindaki secepatnya karena boleh menyebabkan kehilangan penglihatan yang bersifat irreversibel apabila sudah terjadinya pembentukan infark pada retina. Treatment harus dilakukan dalam tempoh kurang dari 24 jam-48 jam selepas gejala timbul :
Pasien diminta untuk baring dalam posisi supine
Pemeriksa akan melakukan urutan pada mata tersebut.
Pemberian sublingual isosorbide dinitrate boleh diberikan
Apraclonidine 1% topical, timolol 0,5% dan intravena acetazolamide 500 mg
Mannitol agents
Pengobatan sistemik yaitu hindari factor risiko sepeti merokok, obat anticoagulant (warfarin) pada pasien AF
Thrombolysis