Edema Kornea

Definisi

Edema kornea adalah peningkatan ketebalan kornea akibat akumulasi cairan ekstraseluler di endotel dan stroma, yang menyebabkan hilangnya transparansi kornea.

Patofisiologi

Kornea normal memiliki hidrasi sekitar 78%. Faktor yang mempengaruhi hidrasi kornea yaitu:

  1. Tekanan Pembengkakan Stroma (SP): Kecenderungan stroma menyerap cairan.

  2. Fungsi Penghalang Epitel dan Endotel: Epitel lebih tahan terhadap aliran air dibanding endotel.

  3. Pompa Endotel: Mengeluarkan cairan dari stroma ke humor akueus.

  4. Evaporasi Air Mata: Mengurangi ketebalan kornea.

  5. Tekanan Intraokular (IOP): Jika IOP > 50–60 mmHg → menyebabkan edema epitel.

Kepadatan sel endotel di bagian sentral menurun seiring bertambahnya usia, dengan laju penurunan sekitar 0,6% per tahun, dari sekitar 3400 sel/mm² pada usia 15 tahun menjadi sekitar 2300 sel/mm² pada usia 85 tahun. Jumlah normal sel endotel sentral berkisar antara 2000 hingga 3000 sel/mm².

Studi menunjukkan  bahwa mata dengan kepadatan sel endotel di bawah 500 sel/mm² berisiko mengalami edema kornea.

Seperti telah disebutkan, endotel kornea membantu menjaga transparansi kornea dengan mengontrol hidrasi kornea dan menjaga deturgensi stroma. Hal ini dilakukan melalui dua fungsi utama:

  1. Fungsi penghalang terhadap humor akuos

  2. Fungsi pompa metabolik yang memindahkan ion dan menarik air secara osmotik dari stroma ke humor akuos

 

Endotel juga harus permeabel terhadap nutrisi dan molekul lain dari humor akuos. Ketika kepadatan sel endotel menurun, permeabilitas meningkat dan jumlah pompa menurun, yang dapat menyebabkan edema. Namun, tidak ada batas absolut dari kepadatan sel edema kornea klinis akan muncul.

Etiologi

Penyebab Edema Kornea diklasifikasikan menjadi:

1. Distrofi Kornea: Distrofi Endotel Fuchs, Distrofi Kornea Polymorfik Posterior, Distrofi Endotelial Herediter Kongenital

2. Inflamasi: Endotelitis Primer, Keratitis Viral pada Stroma

3. Toksik: Bahan Kimia Asam dan Basa, Obat-obatan

4. Post Operatif: Pseudophakic Bullous Keratopathy

Diagnosis

Evaluasi Klinis:

  • Pemeriksaan slit-lamp penting untuk menilai penyebab edema.

  • Bentuk pupil dan reaksi bilik depan membantu diagnosis penyerta (misal: TASS, endoftalmitis, keratitis herpetik)

Pemeriksaan Penunjang:

  • Pachymetry: Pengukuran ketebalan kornea. Perangkat seperti OCT lebih akurat daripada Pentacam pada edema berat.

  • Mikroskopi Spekular: Dapat menilai kepadatan sel endotel dan bentuk endotel kornea namun kadang sulit dinilai pada edema berat

  • AS-OCT: Sangat berguna untuk mendeteksi detachment membran Descemet.

Manajemen

Terapi Medikamentosa:

  • Larutan Hipertonik (5% NaCl): Mengurangi edema ringan di epitel dan stroma anterior.

  • Lensa kontak perban (Bandage Contact Lens): Meredakan nyeri akibat bula epitel.

  • Obat anti-glaukoma topikal: Menurunkan Tekanan Intraokular (TIO), kecuali penghambat karbonat anhidrase dan prostaglandin karena dapat memperburuk edema.

  • Steroid Topikal: Untuk peradangan intraokular (misalnya uveitis)

Tindakan Bedah:

  • Pungsi stroma anterior: Mengurangi nyeri dan bula epitel.

  • Transplantasi membran amnion: Membantu penyembuhan melalui faktor pertumbuhan kornea dan sifat antimikroba

  • Keratoplasti Lamellar Posterior (DSAEK dan DMEK): Dapat dilakukan pada kasus edema berat namun membutuhkan donor kornea

Referensi

American Academy of Ophthalmology Basic Clinical and Science Course, Section 8, External Disease and Cornea


Tag: Edema Kornea