Diffuse Lamellar Keratitis

Pengenalan

Diffuse Lamellar Keratitis (DLK) merupakan kondisi inflamasi pada kornea yang dapat terjadi setelah prosedur bedah korektif penglihatan seperti LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) atau PRK (Photorefractive Keratectomy). Meskipun biasanya tidak berbahaya, DLK dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memengaruhi hasil penglihatan pascaoperasi. 

Penyebab

DLK biasanya terjadi sebagai respons terhadap kerusakan jaringan atau reaksi inflamasi setelah prosedur bedah korektif penglihatan.

 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan DLK antara lain:

  • Kontaminasi bakteri: Paparan bakteri atau mikroorganisme lainnya selama atau setelah prosedur LASIK atau PRK dapat memicu reaksi inflamasi pada kornea.
  • Respon imun: Sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi terhadap perubahan pada jaringan kornea setelah prosedur bedah, menyebabkan peradangan.
  • Kontaminasi bahan: Penggunaan instrumen bedah yang tidak steril atau bahan yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko DLK.
  • Reaksi terhadap material bedah: Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi atau sensitivitas terhadap bahan yang digunakan dalam prosedur bedah.

Gejala

Gejala DLK dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan mungkin tidak muncul sampai beberapa hari setelah prosedur bedah. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:

 

  • Rasa tidak nyaman atau nyeri pada mata: Sensasi terbakar, gatal, atau nyeri pada mata adalah gejala umum yang dirasakan oleh penderita DLK.
  • Penglihatan kabur: Kornea yang mengalami inflamasi dapat menyebabkan penglihatan kabur atau buram.
  • Sensitivitas terhadap cahaya: Penderita DLK sering merasa lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
  • Pembengkakan kornea: Peradangan dapat menyebabkan pembengkakan pada kornea, yang dapat memperburuk gejala lainnya.

Diagnosis

Diagnosis DLK biasanya dilakukan oleh dokter mata berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan langsung pada kornea. Beberapa tes atau prosedur yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis termasuk:

 

  • Pemeriksaan biomikroskopik: Dokter mata akan menggunakan biomikroskop untuk memeriksa secara langsung permukaan kornea dan mencari tanda-tanda inflamasi.
  • Pengukuran ketebalan flap: Jika DLK terjadi setelah LASIK, pengukuran ketebalan flap kornea dapat membantu dalam diagnosis.
  • Pemeriksaan kepekaan mikroba: Jika dicurigai infeksi, pemeriksaan sampel cairan kornea untuk mendeteksi mikroba patogen mungkin diperlukan.

 

Pengobatan

Pengelolaan DLK tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan respons terhadap terapi. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam pengelolaan DLK meliputi:

 

  • Obat Tetes Mata: Dokter mata mungkin meresepkan obat tetes mata steroid atau antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala.
  • Penghindaran Faktor Pencetus: Menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk peradangan, seperti paparan debu atau asap rokok, dapat membantu mempercepat pemulihan.
  • Pemantauan Teratur: Penderita DLK perlu dipantau secara teratur oleh dokter mata untuk memastikan bahwa kondisi mereka membaik dan tidak ada komplikasi yang berkembang.
  • Pembedahan: Dalam kasus-kasus yang parah atau ketika terjadi komplikasi, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang muncul.

 

Kesimpulan

Diffuse Lamellar Keratitis (DLK) adalah kondisi inflamasi pada kornea yang dapat terjadi setelah prosedur bedah korektif penglihatan seperti LASIK atau PRK. Meskipun biasanya tidak berbahaya, DLK dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memengaruhi hasil penglihatan pascaoperasi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan langsung pada kornea oleh dokter mata. Pengelolaan DLK meliputi pemberian obat tetes mata, kompres dingin, penghindaran faktor pencetus, pemantauan teratur, dan pembedahan jika diperlukan. Penting bagi penderita DLK untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat guna memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.


Tag: DLK Komplikasi LASIK Sands of Sahara