Kontributor Utama : Dr. Sultan Hasanuddin, SpM
Degenerasi makula adalah proses degenerasi pada makula retina yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan sentral. Penyakit ini sering disebut juga age-related macular degeneration (AMRD) karena umumnya terjadi di usia lanjut >60 tahun. Degenerasi progresif makula mempengaruhi outer retina, retinal pigmen epithelium (RPE), membran Bruch, dan koriokapiler
Prevalensi global degenerasi makula adalah ±170 juta orang, sedangkan di Amerika Serikat sendiri dapat ditemukan 11 juta orang dengan diagnosis degenerasi makula. Studi oleh Beaver Dam Eye pada 4.928 orang berusia 43-86 tahun melaporkan prevalensi degenerasi makula tahap lanjut adalah 1,6%, tipe eksudatif pada satu mata adalah 1,2%, dan atrofi fokal di satu mata 0,6%
Dalam keadaan normal, salah satu fungsi pigmen epitel retina(RPE, retinal pigmen epithelium) adalah fagositosis. Sel RPE berfungsi melakukan fagositosis pada segmen luar fotoreseptor. Penurunan fungsi RPE karena usia menyebabkan kemampuan fagositosis sel ini juga menurun. Metabolit akhir dari segmen luar fotoreseptor akan menumpuk intrasel di dalam RPE, dalam bentuk lipofusin. Penumpukan ini akan berlanjut terus, sampai akhirnya lipofusin intrasel tersebut keluar dan dideposit di membran Bruch dibawah RPE. Deposit lipofusin di membran Bruch ini disebut sebagai drusen.Drusen lama kelamaan akan menyebabkan penebalan membran Bruch,disfungsi dan degenerasi RPE, serta kerusakan fotoreseptor di atasnya. Selain itu, drusen juga akan menyebabkan breakdown atau disintegrasimembran Bruch serta peningkatan vascular endothelial growth factors (VEGF) akibat iskemia serta peradangan (vice versa), yang menyebabkan terjadinya neovaskularisasi. Akibat dari neovaskularisasi yang mudah bocor dan mengalami perdarahan ini pada akhirnya adalah terbentuknya sikatriks disiform yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara permanen
Faktor risiko dari degenerasi makula karena usia adalah usia di atas 50 tahun, riwayat merokok, riwayat pekerjaan dengan pajanan sinar ultraviolet, diet rendah antioksidan (sayur dan buah), dan adanya riwayat keluarga yang menderita AMD sebelumnya.Seperti pembahasan sebelumnya AMD meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian besar (90%) jenis AMD adalah AMD tipe kering (dryAMD), yang dalam waktu 10 tahun dapat menyebabkan kebutaan sebanyak 20% pada penderitanya. Sebagian kecil (10%) dari jenis AMD adalah AMD tipe basah (wet/exudativemeovascular AMD). Delapan puluh persen penderita AMD tipe ini dapat mengalami kebutaan dalam waktu 1 tahun. Perempuan lebih sering terkena dibandingkan laki-laki.Pasien akan mengeluhkan penglihatan menurun perlahan tanpa disertai tanda-tanda peradangan (mata tenang)
Diagnosis degenerasi makula adalah dengan menemukan 1 atau lebih kelainan berupa lesi drusen dengan diameter ≥63 µm, perubahan lapisan epitel pigmen retina, atau kelainan lain berupa atrofi geografik lapisan epitel pigmen retina, neovaskularisasi koroidal, vaskulopati polipoid koroidal, atau proliferasi retina angiomatosa.
Degenerasi makula tahap lanjut terjadi apabila ditemukan atrofi geografik atau pembentukan membran neovaskular koroid disertai sekuel perdarahan / cairan serosa di subretina dan fibrosis
Penatalaksanaan degenerasi makula berdasarkan progresivitas gejala, di mana penatalaksanaan degenerasi makula tahap awal adalah modifikasi faktor risiko gaya hidup dan nutrisi dan pemeriksaan mata berkala setiap 6-24 bulan untuk melihat perkembangan progresivitas makula dengan menggunakan OCT Macula. Pasien dengan degenerasi makula intermediate atau lanjut diberikan suplemen antioksidan(AREDS 2) dan mineral untuk mengurangi progresivitas.
Penatalaksanaan neovaskularisasi pada degenerasi makula eksudatif adalah yang paling efektif adalah dengan injeksi anti vascular endothelial growth factor (VEGF) intravitreal. Injeksi Anti VEGF pada pasien degenerasi makula dengan mengikuti protokol yang sudah ada. Selain itu beberapa terapi kombinasi yang dapat diberikan berupa kombinasi PDT dan anti VEGF tetapi terapi kombinasi masih menjadi studi lebih lanjut
Pasien dengan degenerasi makula tahap lanjut memerlukan rehabilitasi penglihatan dan alat bantu low vision.
Tag: Degenerasi makula