Kontributor Utama : Dr. Sharita R. Siregar, SpM(K), DR. Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K)
Katarak | |
---|---|
Gejala |
Penglihatan menurun, silau, sulit membaca, melihat dobel. |
Kebutaan |
|
Perjalanan penyakit |
Perlahan |
Penyebab |
Penuaan, trauma, Paparan Radiasi, Riwayat operasi sebelumnya |
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang seharusnya jernih sehingga menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan. [1]
Katarak umumnya berkembang secara perlahan dan dapat mempengaruhi satu atau kedua mata. Gejala dapat meliputi warna yang pudar, penglihatan yang kabur atau ganda, cincin cahaya di sekitar lampu (halo), kesulitan dengan cahaya terang, dan kesulitan melihat di malam hari. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengemudi, membaca, atau mengenali wajah. [3] Penglihatan buruk yang disebabkan oleh katarak juga dapat meningkatkan risiko jatuh dan depresi. [4]Katarak menyebabkan setengah dari semua kasus kebutaan dan 33% dari kebutaan di seluruh dunia. [5][6]
Katarak paling umum disebabkan oleh penuaan tetapi juga dapat terjadi karena trauma atau paparan radiasi, sudah ada sejak lahir, atau terjadi setelah operasi mata untuk masalah lain.[7] Faktor risiko termasuk diabetes, penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid, merokok tembakau, paparan sinar matahari yang berkepanjangan, dan alkohol. Mekanisme dasarnya melibatkan penumpukan gumpalan protein atau pigmen kuning-coklat di lensa yang mengurangi transmisi cahaya ke retina di belakang mata. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mata.
Pencegahan termasuk memakai kacamata hitam dan topi berpinggiran lebar, makan sayuran hijau dan buah-buahan, dan menghindari merokok. Pada awalnya, gejala dapat diperbaiki dengan kacamata. Jika ini tidak membantu, operasi untuk mengangkat lensa berawan dan menggantinya dengan lensa buatan adalah satu-satunya pengobatan yang efektif. Operasi katarak dengan mudah didapat di banyak negara, dan operasi diperlukan hanya jika katarak menyebabkan masalah dan umumnya menghasilkan peningkatan kualitas hidup. [9][10]
Sekitar 20 juta orang di seluruh dunia buta karena katarak. Ini adalah penyebab sekitar 5% kebutaan di Amerika Serikat dan hampir 60% kebutaan di beberapa bagian Afrika dan Amerika Selatan. Kebutaan dari katarak terjadi pada sekitar 10 hingga 40 per 100.000 anak di dunia berkembang, dan 1 hingga 4 per 100.000 anak di dunia maju. Katarak menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat, katarak terjadi pada 68% dari mereka yang berusia di atas 80 tahun. Selain itu, katarak lebih umum pada wanita, dan lebih jarang pada orang Hispanik dan kulit hitam. [11]
Tanda dan Gejala.[12]
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala katarak:
Penglihatan berkabut: Penglihatan yang berkabut adalah gejala paling umum dari katarak. Orang yang mengalami katarak seringkali merasa bahwa penglihatan mereka menjadi kabur atau berkabut, terutama saat melihat objek yang jauh. Hal ini terjadi karena lensa mengalami hidrasi. [15]
Sensitivitas terhadap cahaya: Orang yang mengalami katarak mungkin juga merasa sensitif terhadap cahaya. Mereka mungkin kesulitan melihat dengan jelas saat berada di tempat yang terang atau terkena sinar matahari langsung.
Warna yang tampak pudar: Orang yang mengalami katarak mungkin juga mengalami perubahan pada penglihatan warna. Warna yang biasanya terlihat cerah dan tajam dapat terlihat pudar atau tidak jelas.
Penglihatan ganda: Orang yang mengalami katarak dapat mengalami penglihatan ganda atau melihat bayangan objek.
Kesulitan melihat di malam hari: Orang yang mengalami katarak mungkin juga mengalami kesulitan melihat di malam hari atau dalam kondisi pencahayaan yang redup.
Kehilangan penglihatan: Jika katarak tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang permanen.
Katarak kongenital [14}dapat menyebabkan ambliopia jika tidak segera menjalankan tindakan operasi untuk mengganti lensa yang keruh. [13]
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Perawatan katarak meliputi operasi pengangkatan lensa yang kabur dan penggantian dengan lensa buatan. Semakin cepat katarak dideteksi, semakin baik peluang untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah kehilangan penglihatan yang permanen.
Katarak sering terjadi pada orang yang lebih tua karena proses penuaan. [1] Seiring bertambahnya usia, lensa mata dapat menjadi lebih padat, kering, dan kurang fleksibel, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan. Protein lensa mengalami denaturasi / perubahan sejalan dengan usia. [4]
Faktor lingkungan sepanjang menjalani kehidupan juga mempengaruhi kejernihan lensa, seperti radiasi ultraviolet dan proses oksidasi. [16]
Katarak senilis dikaitkan dengan menurunkan kemampuan antioksidan didalam mata, sehingga lensa tidak dapat mengatasi oxidative stress dan menyebabkan lensa menjadi keruh. [17]
Gambar katarak traumatik padapasien usia 60 tahun.
Trauma pada mata bisa memicu katarak. Cedera pada mata bisa merusak lensa mata dan memicu katarak. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi mata dari cedera dengan menggunakan kacamata pelindung saat bekerja atau bermain olahraga.
Blunt trauma causes swelling, thickening, and whitening of the lens fibers. While the swelling normally resolves with time, the white color may remain. In severe blunt trauma, or in injuries that penetrate the eye, the capsule in which the lens sits can be damaged. This damage allows fluid from other parts of the eye to rapidly enter the lens leading to swelling and then whitening, obstructing light from reaching the retina at the back of the eye. Cataracts may develop in 0.7 to 8.0% of cases following electrical injuries.[18] Blunt trauma can also result in star- (stellate) or petal-shaped cataracts.[19]
Diabetes juga dapat memicu katarak. Peningkatan kadar gula darah yang tinggi dapat memicu penggumpalan protein pada lensa mata. Oleh karena itu, orang dengan diabetes harus memperhatikan kadar gula darah mereka dan mempertahankan kontrol gula darah yang baik untuk mencegah katarak.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga dapat memicu katarak. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok dan alkohol dapat merusak lensa mata dan memicu pembentukan katarak.
Paparan sinar ultraviolet dari matahari dapat memicu pembentukan katarak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan kacamata hitam atau topi dengan tepi lebar untuk melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet yang berlebihan.
Cataracts can arise as an effect of exposure to various types of radiation. X-rays, one form of ionizing radiation, may damage the DNA of lens cells.[20] Ultraviolet light, specifically UVB, has also been shown to cause cataracts, and some evidence indicates sunglasses worn at an early age can slow its development in later life.[21] Microwaves, a type of nonionizing radiation, may cause harm by denaturing protective enzymes (e.g., glutathione peroxidase), by oxidizing protein thiol groups (causing protein aggregation), or by damaging lens cells via thermoelastic expansion.[20] The protein coagulation caused by electric and heat injuries whitens the lens.[16] This same process is what makes the clear albumen of an egg become white and opaque during cooking.[citation needed]
Christmas tree cataract (diffuse illumination)
The genetic component is strong in the development of cataracts,[22] most commonly through mechanisms that protect and maintain the lens. The presence of cataracts in childhood or early life can occasionally be due to a particular syndrome. Examples of chromosome abnormalities associated with cataracts include 1q21.1 deletion syndrome, cri-du-chat syndrome, Down syndrome, Patau's syndrome, trisomy 18 (Edward's syndrome), and Turner's syndrome, and in the case of neurofibromatosis type 2, juvenile cataract on one or both sides may be noted. Examples of single-gene disorder include Alport's syndrome, Conradi's syndrome, cerebrotendineous xanthomatosis, myotonic dystrophy, and oculocerebrorenal syndrome or Lowe syndrome.[citation needed]
The skin and the lens have the same embryological origin and so can be affected by similar diseases.[23] Those with atopic dermatitis and eczema occasionally develop shield ulcer cataracts. Ichthyosis is an autosomal recessive disorder associated with cuneiform cataracts and nuclear sclerosis. Basal-cell nevus and pemphigus have similar associations.
Cigarette smoking has been shown to double the rate of nuclear sclerotic cataracts and triple the rate of posterior subcapsular cataracts.[24] Evidence is conflicting over the effect of alcohol. Some surveys have shown a link, but others which followed people over longer terms have not.[25]
Low vitamin C intake and serum levels have been associated with greater cataract rates.[26] However, use of supplements of vitamin C has not demonstrated benefit.[27]
Some medications, such as systemic, topical, or inhaled corticosteroids, may increase the risk of cataract development.[28][29] Corticosteroids most commonly cause posterior subcapsular cataracts.[29] People with schizophrenia often have risk factors for lens opacities (such as diabetes, hypertension, and poor nutrition) but antipsychotic medications are unlikely to contribute to cataract formation.[30] Miotics[31] and triparanol may increase the risk.[32]
Nearly every person who undergoes a vitrectomy—without ever having had cataract surgery—will experience progression of nuclear sclerosis after the operation.[33] This may be because the native vitreous humor is different from the solutions used to replace the vitreous (vitreous substitutes), such as BSS Plus.[34] This may also be because the native vitreous humour contains ascorbic acid which helps neutralize oxidative damage to the lens and because conventional vitreous substitutes do not contain ascorbic acid.[35][36] Accordingly, for phakic patients requiring a vitrectomy it is becoming increasingly common for ophthalmologists to offer the vitrectomy combined with prophylactic cataract surgery to prevent cataract formation.
Pengobatan non-bedah dapat membantu memperlambat perkembangan katarak dan mengurangi gejala. Namun, tidak ada pengobatan non-bedah yang dapat menyembuhkan katarak sepenuhnya.
Pengobatan non-bedah untuk katarak dapat meliputi perubahan gaya hidup seperti menghindari paparan sinar matahari berlebihan dan merokok. Beberapa orang juga dapat memperbaiki penglihatan mereka dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Namun, ada beberapa jenis suplemen dan vitamin yang dapat membantu mencegah atau mengurangi perkembangan katarak, seperti vitamin C dan E, beta-karoten, dan selenium. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau vitamin apa pun.
Jika katarak mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, operasi katarak mungkin menjadi pilihan terbaik untuk mengembalikan penglihatan yang normal. Operasi katarak melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dan penggantian dengan lensa buatan.
Prosedur operasi katarak biasanya dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam dengan anestesi lokal dan pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama. Pemulihan setelah operasi katarak dapat memakan waktu beberapa minggu, tetapi pasien biasanya dapat kembali beraktivitas
Pembedahan ekstraksi katarak ekstra kapsular (Extra Capsular Cataract Extraction/ECCE) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghilangkan katarak. Katarak adalah kondisi saat lensa mata menjadi keruh sehingga menghalangi penglihatan. ECCE adalah salah satu metode pembedahan yang lebih tradisional dibandingkan dengan pembedahan modern, seperti Phacoemulsification.
Prosedur ECCE melibatkan pembuatan sayatan kecil pada bagian putih mata (sklera) dan membuat sayatan lebih besar pada kapsul bagian depan lensa mata. Kapsul bagian depan kemudian diangkat dengan hati-hati untuk mengeluarkan lensa yang keruh. Bagian tengah lensa kemudian dipecahkan dan diambil menggunakan instrumen yang disebut "vectis". Setelah itu, lensa buatan akan ditempatkan di dalam kapsul yang sama untuk menggantikan lensa asli.
Meskipun ECCE adalah metode pembedahan yang lebih tradisional, tetapi metode ini masih dipilih oleh beberapa pasien. Hal ini dikarenakan ECC memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan pembedahan modern. Namun, metode ini juga memiliki risiko komplikasi seperti pendarahan dan infeksi pada mata.
Operasi ini mengeluarkan lensa yang keruh secara manual tanpa bantuan mesin sehingga luka sayatan cukup lebar, yaitu sepanjang 5-7 mm.
Mesin fakoemulsifikasi digunakan untuk menghancurkan lensa sehingga luka sayatan menjadi lebih kecil, sekitar 2-3 mm dan pemulihanmenjadi lebih cepat.
Teknologi mutakhir yang digunakan untuk membuat sayatan serta fragmentasi lensa yang keruh dengan bantuan mesin laser.
Pembedahan katarak adalah salah satu prosedur bedah mata yang paling umum dilakukan di seluruh dunia. Meskipun prosedur ini relatif aman, dengan keberhasilan yang sangat tinggi, tetapi seperti prosedur bedah lainnya, pembedahan katarak dapat memiliki beberapa komplikasi.
Beberapa komplikasi yang jarang terjadi tetapi perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Infeksi adalah salah satu komplikasi pembedahan katarak yang paling serius dan berpotensi mengancam penglihatan. Infeksi dapat terjadi pada saluran air mata atau di dalam bola mata. Gejala yang muncul meliputi nyeri hebat, kemerahan, penglihatan kabur, dan fotofobia. Pengobatan diperlukan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada penglihatan.
Edema makula adalah kondisi saat terjadi pembengkakan pada makula, bagian retina yang berfungsi untuk melihat detail dan warna. Kondisi ini dapat menyebabkan penglihatan kabur dan terdistorsi. Meskipun biasanya sementara, edema makula dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan jika tidak diobati.
Keluarnya cairan dari luka bedah setelah pembedahan katarak dapat menyebabkan infeksi dan menyebabkan kehilangan penglihatan. Ini terjadi ketika luka bedah tidak sembuh dengan baik atau terlalu besar. Dokter harus mengambil tindakan cepat untuk mencegah kehilangan penglihatan.
Katarak sekunder adalah kondisi saat kapsul lensa yang berada di dalam mata menjadi keruh setelah pembedahan katarak. Kondisi ini dapat menyebabkan penglihatan kabur dan terdistorsi. Kondisi ini dapat diobati dengan pembedahan laser.
Kelopak mata menurun (ptosis) adalah komplikasi yang jarang terjadi, tetapi dapat terjadi setelah pembedahan katarak. Ini terjadi ketika saraf atau otot yang mengendalikan kelopak mata rusak selama pembedahan. Gejala yang muncul meliputi kelopak mata yang turun, penglihatan terhalang, dan kesulitan membuka mata sepenuhnya.
Peradangan adalah komplikasi umum setelah pembedahan katarak. Ini terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap implan lensa baru. Gejala yang muncul meliputi rasa sakit, kemerahan, dan penglihatan kabur.
Ablasio retina adalah kondisi yang jarang terjadi, tetapi dapat terjadi setelah pembedahan katarak. Ini terjadi ketika retina terlepas dari lapisan dalam mata. Gejala yang muncul meliputi kilatan cahaya, bayangan, dan penglihatan kabur. Detasemen retina harus diobati segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.
Sejarah katarak dapat ditelusuri hingga zaman kuno dimulai oleh Susruta, adalah seorang dokter dan ahli bedah India kuno yang terkenal karena karya-karyanya yang revolusioner dalam bidang kedokteran dan bedah. Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah pengembangan teknik operasi katarak.
Menurut catatan sejarah, Susruta hidup pada sekitar abad ke-6 SM dan merupakan seorang Brahmana dari daerah Varanasi di India Utara. Dia adalah seorang ahli bedah yang sangat terampil dan dikenal luas di kalangan masyarakat India pada masanya.
Salah satu kontribusi Susruta yang paling terkenal dalam bidang bedah adalah pengembangan teknik operasi katarak. Menurut catatan sejarah, Susruta menggunakan teknik yang disebut "couching" untuk mengobati pasien yang menderita katarak.
Teknik "couching" melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dari posisinya yang semula dengan menggunakan alat bedah yang disebut "couching needle". Setelah lensa mata yang keruh diangkat, ia menggesernya ke sudut mata yang lain atau bahkan mengeluarkannya dari mata pasien. Setelah itu, pasien akan dipulihkan dari operasi.
Meskipun teknik "couching" berhasil dalam mengobati katarak pada saat itu, teknik ini memiliki kekurangan karena menyebabkan pasien mengalami kehilangan penglihatan perifer dan membuat pasien rentan terhadap infeksi. Namun, teknik "couching" menjadi teknik utama dalam pengobatan katarak selama lebih dari dua ribu tahun.
Pada abad ke-18, ahli bedah mata Prancis bernama Jacques Daviel menjadi orang pertama yang berhasil melakukan operasi katarak. Daviel menggunakan teknik yang disebut extracapsular cataract extraction (ECCE) untuk mengangkat lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan.
Pada awal abad ke-20, teknik operasi katarak terus berkembang dengan penggunaan teknologi dan instrumen yang lebih canggih. Ahli bedah mata Jerman bernama Wilhelmus Kuhnt memperkenalkan teknik yang disebut intracapsular cataract extraction (ICCE), di mana seluruh lensa mata, termasuk kapsul lensa, diangkat dari mata pasien. Namun, teknik ini kemudian ditinggalkan karena risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Pada tahun 1949, ahli bedah mata Inggris bernama Harold Ridley memperkenalkan lensa intraokular (IOL), yaitu lensa buatan yang ditanamkan ke dalam mata pasien setelah lensa alami yang keruh diangkat. Penemuan ini memungkinkan pasien yang menjalani operasi katarak untuk mempertahankan kemampuan penglihatan yang lebih baik.
Hingga saat ini, teknik operasi katarak terus berkembang dengan penggunaan teknologi yang lebih canggih seperti phacoemulsification, yaitu teknik yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghancurkan dan mengangkat lensa mata yang keruh. Selain itu, penggunaan lensa intraokular juga terus berkembang dengan desain yang lebih bervariasi, seperti lensa multifokal yang dapat membantu pasien melihat lebih jelas pada berbagai jarak.
Tag: Kebutaan Lensa Keruh Cataract Katarak Senilis