Bondan Hariono

Artikel di bawah ini merupakan riwayat artikel yang dibuat pada tanggal 24 Sep 2023 21:08 (1 tahun yang lalu).
Untuk melihat artikel ini dalam kondisi terupdate, silakan menuju halaman ini.

Pengenalan

Perjalanan karir Dr. Bondan terbagi atas dua kelompok, yaitu di bidang kedokteran oftalmologi, dan di bidang ketentaraan. Terinspirasi buku-buku petualangan favoritnya ketika masih remaja, terutama karya-karya Karl May, beliau bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat usai dilantik menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di tahun 1966. Kemudian ia berhasil masuk dalam Kopassus di mana ia menjadi dokter ketiga yang bergabung dalam kesatuan elit tersebut. Atas jasanya di bidang ketentaraan, pemerintah Republik Indonesia menganugerahi Dr. Bondan dengan Wing dengan Bintang Merah 2, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya & Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun, 16 tahun dan 24 tahun.

Setelah menyelesaikan tugas di berbagai daerah, termasuk pernah menjadi Kepala Rumah Sakit TNI-AD di Timor-Timur pada tahun 1977, ia melanjutkan pendidikan dengan mengambil spesialisasi oftalmologi. Beliau mendalami bidang rekonstruksi dan okuloplasti di Orbital Traumatology & Reconstruction Fellowship di Beograd, Yugoslavia, dan di Oculoplastic Fellowship Society of New York, USA.

 

Riwayat Pekerjaan

Karirnya sebagai seorang dokter mata berawal dengan memberikan pelayanan di RSPAD. Dr. Bondan mendapat kepercayaan memimpin RSPAD pada tahun 1993-1995, menjadi Ketua Tim Dokter Kepresidenan tahun 1993-1995, Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia Bank Mata Indonesia (PPMTI-BMI) Cabang Utama DKI Jaya Periode 1992-2003. Beliau merupakan perintis protesa di Indonesia.

Pada tahun 1984, beliau bersama tiga dokter mata mendirikan Klinik Mata Jakarta yang kini berganti nama menjadi JEC Eye Hospitals and Clinics (JEC). Ia pernah berperan penting sebagai Wakil Direktur Umum, Komisaris Utama PT. Nitrasanata Dharma/JEC Eye Hospitals and Clinics, Ketua Komite Medik JEC 2016-2019, memotori akreditasi KARS, akreditasi JCI JEC@Kedoya tahun 2014 dan terlibat aktif dalam reakreditasi pada dua periode berikutnya, dan dipercaya sebagai Kepala Standarisasi & Komite Resiko PT. Nitrasanata Dharma / JEC Eye Hospitals & Clinics sejak 2019 hingga akhir hayatnya. Di usianya yang terbilang senior, beliau mengemban tugas sebagai Ketua Tim Satgas Internal COVID-19 JEC Eye Hospitals & Clinics pada tahun 2020 hingga akhir hayat.

Kreatif kerap disebut sebagai nama tengahnya. Dr. Bondan gemar membuat karya kolase dari berbagai foto dan menulis puisi. Bersama istri tercinta, Ibu Tuharlin “Lely” Amary Bondan, beliau menciptakan “Mars JEC” dan “Hymne JEC” untuk menggerakkan semangat kebersamaan di tengah keluarga besar JEC. Ia pun sering muncul dengan kejutan yang tidak terpikirkan oleh banyak orang, baik dalam wujud gagasan maupun realisasi suatu proyek kegiatan.

Peduli. Itulah yang pertama kali terkenang di benak banyak orang ketika mendengar nama Dr. Bondan. Ia dikenal sebagai sosok yang murah hati, senantiasa siap membantu mereka yang memerlukan uluran tangan, membangkitkan semangat ketika yang lain mengalami kebimbangan dalam melangkah.

Sebagai seorang manusia dan sebagai dokter mata, Dr. Bondan telah mencapai banyak hal yang luar biasa. Meskipun demikian, ia tetap merunduk seperti padi berisi, bahkan kerap mengatakan dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan para yang lebih muda, yang sering ia sebut sebagai adik-adik. Beliaulah juga yang mengemukakan dalam suatu pertemuan oftalmologi tentang pentingnya mengedepankan kerja sama yang baik antar institusi pelayanan kesehatan mata demi memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat.

Brigjend (Purn) Dr. Bondan Hariono, SpM, SH, MM, wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD), Jakarta, 13 Juli 2021 pada usia 80 tahun. Beliau merupakan sosok yang fokus pada detail, tegas sekaligus hangat dan bijaksana. Siapa pun yang mengenal beliau akan merasa kehilangan.